Kamis, 20 November 2014

Bagi sebagian orang, suasana hati dengan mudah berubah, apa pun pemicunya. Jika berubah lebih baik, dari negatif menjadi positif, maka tak jadi soal. Bagaimana jika sebaliknya, suasana hati yang sedang baik berubah seketika dan merusak mood Anda.

Gretchen Rubin, penulis The Happiness Project, mengatakan bahwa Anda tak perlu merasa egois saat sedang ingin membahagiakan diri sendiri. Penelitian menunjukkan, seseorang yang lebih bahagia memberikan manfaat baik bagi dirinya.

"Seseorang yang bahagia lebih mudah bergaul, disenangi banyak orang, sehat, dan produktif," katanya.

Saat Anda berusaha membangun kembali mood menjadi lebih baik, artinya Anda juga membantu orang lain lebih merasa bahagia.

1. Pompa energi dengan meningkatkan aktivitas
Meningkatkan level aktivitas bisa dilakukan kapan saja. Saat menerima telepon misalnya, jangan hanya duduk diam. Berdirilah atau lakukan jalan kecil. Jika ada tangga, mengapa harus menggunakan elevator? Manfaatkan fasilitas yang bisa membantu Anda memompa energi lebih kuat lagi. Atau, berjalanlah 10 menit di sela-sela waktu kerja Anda.

2. Berjalan kaki di alam terbuka
Sempatkan berjalan kaki di alam terbuka. Jangan mengurung diri di kamar atau ruangan saja. Penelitian menunjukkan, cahaya alami luar ruang menstimulasi otak yang bisa meningkatkan mood.

3. Berkomunikasi
Lakukan komunikasi dengan teman lama, melalui surat elektronik, atau apa pun fasilitas yang nyaman bagi Anda. Atau, jalinlah hubungan dengan teman baru. Membangun ikatan emosi dengan orang lain membuat suasana hati lebih positif. Anda tak hanya sedang memoles keramahan diri, tetapi juga membuat orang lain lebih ramah kepada Anda. Dengan menjalin komunikasi, Anda juga memperkuat emosi dan kehangatan persahabatan dengan orang lain. Hal ini akan membuat Anda lebih merasa bahagia.

4. Singkirkan pekerjaan yang menyebalkan
Sementara waktu, tinggalkan semua jadwal atau tugas yang hanya akan memperburuk mood. Misalnya, masalah seputar asuransi yang harus Anda selesaikan, membeli sejumlah kebutuhan yang memusingkan Anda, atau menjadwalkan ulang janji bertemu seseorang untuk urusan tak menyenangkan yang tidak terlalu penting. Meninggalkan sejumlah tugas tak menyenangkan sementara waktu akan memberikan kesenangan yang bisa memperbaiki mood Anda.

5. Lakukan pekerjaan yang berbeda dari biasanya
Ciptakan suasana baru di rumah. Saat bosan dengan rutinitas, ciptakan kegiatan baru yang jarang atau tak pernah Anda lakukan. Misalnya, jika biasanya pekerjaan berbenah dapur sepenuhnya menjadi tanggung jawab pekerja rumah tangga, maka ambil alih sementara. Cukup 10 menit saja, lakukan pekerjaan asing yang jarang Anda lakukan.

6. Berbuat baiklah untuk orang lain
Saat teman meminta bantuan Anda dalam mencari informasi tertentu, segera ambil kesempatan ini. Perkenalkan ia dengan teman Anda yang bisa membantunya mendapatkan informasi tersebut. Melakukan sesuatu yang berguna membuat Anda lebih merasa positif.

7. Selamatkan hidup seseorang
Tak sulit menjadi pahlawan. Mendonorkan darah menjadi salah satu caranya. Santunan darah dari Anda bisa menyelamatkan orang lain. Melakukan sesuatu yang berharga akan membuat Anda merasa berharga.

8. Tunjukkan bahwa Anda bahagia dengan senyuman
Senyuman meningkatkan mood Anda. Selain itu, wajah yang dihiasi senyuman memberikan kesan bahwa Anda bersahabat dan mudah bergaul.

9. Mempelajari hal baru
Pilih subyek yang memancing rasa ingin tahu Anda. Manfaatkan waktu 15 menit saja untuk mencari informasi di internet dan nikmati waktu untuk membaca. Atau pergilah ke toko buku, belilah buku yang bisa memuaskan rasa ingin tahu Anda. Pilih topik yang Anda sukai dan menyenangkan, bukan topik yang Anda butuhkan atau harus Anda ketahui.(kompas.com)

sumber :http://takunik.blogspot.com/2010/10/9-cara-perbaiki-mood-dalam-30-menit.html

Kamis, 13 November 2014


5 Mitos Salah Tentang Charging Gadget


Mitos seputar gadget atau elektronik tidaklah selamanya benar. Ini karena benda-benda elektronik lebih mengutamakan sifat ilmiah dan selalu menyediakan pembuktian yang nyata. Seperti pada perangkat genggam, mitos seputar charging ramai beredar di masyarakat. Masyarakat terkadang terlalu melebih-lebihkan tanpa memperdulikan fakta bahwa elektronik selalu berkembang.
Berikut adalah 5 Mitos Salah Tentang Charging Gadget :
1.      Penggunaan Charger Tidak Asli Dapat Merusak Batere
Charger asli dari sebuah gadget memang lebih dianjurkan, namun bukan berarti charger lainnya tidak boleh digunakan. Yang tidak boleh digunakan adalah charger imitasi yang mencantumkan nama merek pembuat aslinya. Namun apabila charger tersebut dibuat oleh perusahaan yang memang ternama dan dapat dipercaya, tidak masalah untuk menggunakannya.
2.      Jangan Menggunakan Gadget Selagi Di-charge
Faktanya, menggunakan gadget saat sedang di-charge bukanlah masalah. Asal di-charge dengan charger asli, gadget tidak akan bermasalah, Jangan takut dengan isu tersengat listrik atau gadget meledak, karena jika ada kasus semacam itu, bisa dipastikan bahwa gadget tidak di-charge dengan charger asli dan resmi.
3.      Dilarang Men-charge Batere Semalaman
Inilah bagian dimana perkembangan teknologi mematahkan sebuah mitos. Baterai yang ada sekarang telah dibuat sedemikian rupa untuk mengetahui kapan dirinya telah terisi penuh atau belum. Jika sudah, masuknya daya ke dalam baterai akan secara otomatis terhenti. Namun perlu diingat, men-charge baterai hingga penuh 40 hingga 80% lebih baik dan gadget akan bertahan lebih lama.
4.      Tidak Perlu Mematikan Handphone
Perangkat genggam, khususnya smartphone, juga membutuhkan waktu istirahat layaknya manusia membutuhkan tidur. Mematikan smartphone untuk beberapa waktu dapat membantu menjaga umur baterai. Pakar teknis dari Apple menyarankan melakukanya di waktu tidur malam.
5.      Membiarkan Smartphone Sepenuhnya Mati Untuk Charge
Ini sangat tidak dianjurkan, karena pada dasarnya, baterai lithium-ion memiliki siklus charging yang terbatas. Jumlah siklus ini akan berkurang satu-persatu setiap baterai benar-benar kosong dan kemudian di-charge. Mengisi daya ketika smartphone telah menunjukkan peringatan baterai lemah lebih baik dilakukan.